LANGITJAMBI, _Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan, kemampuan untuk tetap tenang sering kali dianggap sepele. Padahal, ilmu untuk menghadapi sesuatu dengan ketenangan adalah hal yang sangat mahal dan tidak dimiliki oleh semua orang.
“Tenang bukan berarti pasrah, dan diam bukan berarti menyerah. Justru dalam ketenangan itulah seseorang sedang memperhatikan, menimbang, dan menyiapkan langkah yang paling tepat” Ucap Jaka Syahroni
Seseorang yang tenang saat badai datang bukan berarti tidak peduli. Ia sedang mengamati arah angin, mencari tahu dari mana masalah itu datang, dan bagaimana cara terbaik untuk melewatinya. Dalam setiap tatapan diamnya, ada kecermatan membaca situasi.
Dalam setiap napas yang ia tahan, ada kekuatan untuk tidak tergesa-gesa mengambil keputusan. Karena ia tahu, perlawanan yang lahir dari emosi hanya akan berujung pada kekacauan, sementara perlawanan yang lahir dari ketenangan justru bisa mengubah keadaan.
“Ilmu untuk tetap tenang di tengah tekanan adalah seni memahami diri sendiri. Tidak semua orang mampu menguasai hati dan pikirannya saat situasi tidak berjalan sesuai harapan. Tapi bagi mereka yang telah belajar tenang, setiap masalah bukan lagi ancaman melainkan medan untuk menguji kebijaksanaan”. Tambah Jaka Syahroni
Dan ketika waktunya tiba, dari ketenangan itulah muncul kekuatan besar. Setelah memahami apa yang diinginkan dan apa yang harus diperjuangkan, seseorang akan melangkah dengan pasti. Ia tidak lagi melawan karena marah, tapi karena ia tahu apa yang benar.
“Di dunia yang sering memuja kecepatan, ketenangan justru menjadi simbol kekuatan sejati. Karena pada akhirnya, bukan siapa yang paling cepat bereaksi yang menang, tapi siapa yang paling mampu bertahan dan berpikir jernih di tengah guncangan” Tutup Jaka Syahroni
Penulis: Gusti Dian Saputra












